Cinta di Desa Seribu Bintang
Kusebut
desa ini sebagai desa seribu bintang. Sebuah desa yang terletak di antara
gunung-gunung yang menjulang tinggi. Tanah tinggi ini pula yang menjadikan
bintang malam terlihat begitu dekat dari pandangan. Bintang ini terlihat sangat indah menerangi malam-malam
kami selama di desa ini. Memandangi seribu titik bintang cukup menjadi penawar
rasa lelah akan aktivitas yang lumayan menguras energi. Pohon-pohon khasnya
yaitu kemiri, terlihat sepanjang jalan menuju desa seribu bintang ini, yah Desa
Benteng namanya. Desa dengan jalan setapak berkerikil tajam.
Sepuluh
hari di desa ini, cukup untuk merangkai sebuah cerita dalam bingkai kebersamaan.
Tumbuhnya rasa persaudaraan, kekeluargaan, dan tentu lahirnya berbagai cinta
yang muncul dari setiap tatapan dan tutur sapa yang terlontar. Yah, Cinta bisa
tumbuh dimana saja. Termasuk dalam kegiatan ini. Oiya, saya menulis ini sebagai
pengamat, bukan pelakon. Hehe.
Bermula
dari kerjasama antar tim kerja, terjun dalam tempat yang sama, terjebak di satu
kendaraan, berkendara bersama melintasi hutan-hutan pinus dan kemiri yang
menjulang tinggi, bercakap-cakap sepanjang perjalanan, hingga saling
menyampaikan keluh kesah menjadi awal tumbuhnya rasa cinta di hati para
Pengabdi masyarakat ini.
Cinta itu tumbuh murni, tak terencana, tak ada paksaan. Mungkin ini yang mereka sebut dengan label “ Cinta Lokasi “. Terjebak cinta karena kebiasaan bersama satu kegiatan. Mungkin betul, Cinta itu tumbuh dengan sendirinya, tak bisa ditahan, ataupun dengan paksaan. Sekuat apapun kau menahan perasaanmu, sekuat apapun kau mengataakan tidak, namun kata hati tak pernah bohong. Rasa cinta di hati yang dipikirkan otak akan di sampaikan saraf-saraf kepada seluruh bagian tubuh manusia, hingga akhirnya manusia tidak bisa memungkiri bahwa dia sedang jatuh cinta. Setiap orang pernah merasakan cinta. Meski kadang tidak disadari. Yah, itu manusiawi.
Cinta itu tumbuh murni, tak terencana, tak ada paksaan. Mungkin ini yang mereka sebut dengan label “ Cinta Lokasi “. Terjebak cinta karena kebiasaan bersama satu kegiatan. Mungkin betul, Cinta itu tumbuh dengan sendirinya, tak bisa ditahan, ataupun dengan paksaan. Sekuat apapun kau menahan perasaanmu, sekuat apapun kau mengataakan tidak, namun kata hati tak pernah bohong. Rasa cinta di hati yang dipikirkan otak akan di sampaikan saraf-saraf kepada seluruh bagian tubuh manusia, hingga akhirnya manusia tidak bisa memungkiri bahwa dia sedang jatuh cinta. Setiap orang pernah merasakan cinta. Meski kadang tidak disadari. Yah, itu manusiawi.
Cinta
yang tumbuh di desa Seribu Bintang, kasih sayang yang tercurah, senyum tulus
yang muncul, serta canda tawa yang terukir adalah bukti kasih sayang tuhan
kepada hamba-hambanya yang tak pernah lelah untuk melangkah, Hambanya yang tak
pernah menyerah untuk berkarya, dan hambanya yang tak pernah takut untuk
bermimpi.
Hidup
ini tak selalu menyenangkan, Begitupun dalam kegiatan kami. Pertengkaran dan perbedaan pendapat sering
terjadi pada kami, Lontaran kalimat tak se asa sering terjadi. Namun, tiada
yang lebih indah dari KEBERSAMAAN dan CINTA yang terpupuk. Menahan egoisasi serta
menjunjung tinggi rasa saling berbagi, Bersyukur meski tak cukup ...
KBI Nasional di Desa Benteng, Camba, menjadi memoar yang selalu menghadirkan rindu di setiap sudut ingatan. Cinta dalam Kebersamaan.
Ehh, Anhy kok dari tadi ngebahas CINTA? Memangnya kamu sudah tahu arti cinta? Aduhh, kamu belum cukup dewasa untuk itu dek. Menjadi pengamat dulu aja yah...
KBI Nasional di Desa Benteng, Camba, menjadi memoar yang selalu menghadirkan rindu di setiap sudut ingatan. Cinta dalam Kebersamaan.
Ehh, Anhy kok dari tadi ngebahas CINTA? Memangnya kamu sudah tahu arti cinta? Aduhh, kamu belum cukup dewasa untuk itu dek. Menjadi pengamat dulu aja yah...
Komentar