Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Saya Belum Mengerti

Gambar
Saya belum  mengerti betul mengapa perubahan itu kerap terjadi. Ketika orang-orang sekitar berperilaku lain dari biasanya. Saya belum tahu betul mengapa perubahan itu harus terjadi. Ketika  mereka yang dulunya dekat seakan mulai menjauh. Entah!, saya tidak begitu mengerti siklus ini.    Ada saat dimana kita harus menjalani semuanya sendiri. Saat dimana orang-orang yang dulunya selalu ada,  sekarang tak bisa lagi bersama kita. Bukan karena mereka tidak ada lagi untuk kita, melainkan mereka harus menyelesaikan pekerjaan yang lain, yang juga mendesak tentunya. Kau tahu? Akhir-akhir ini hidup terasa lebih rumit.  Akhir-akhir ini hidup berjalan lebih sepi, tak seperti biasanya. Akhir-akhir ini senyuman dari mereka jarang terlihat,  atau mungkin tawa lepas dari mereka, saya rindu itu. Saya rindu mereka yang dulu. Saya tak tahu, apakah mereka betul-betul sudah berubah atau sayanya saja yang merasa perubahan itu ada. Namun, Apapun itu,  saya akan tetap menyayangi mereka, me

Babak Baru

Baru saja, pelantikan pengurus LPM Penalaran UNM Periode 2013/2014 sebagai babak baru kepengurusan. Hari ini pukul 09.50 AM. bahagia itu pasti. Namun kembali lagi ini bukan sesuatu yang menjadikan kami berbangga diri hingga lupa diri. Berkomitmen menjadi pengurus berarti siap menjadi penerus estafet periode sebelumnya yang tentunya sudah baik. Maka dipundak kami, kami mengemban amanah untuk menjadikan lembaga ini menjadi lebih baik lagi.  akan ada banyak tantangan, halangan, dan rintangan kedepannya. banyak yang mesti dilakukan, kita perlu bertindak, dan kita dituntut bertanggung jawab. Terkesan susah? Iya, susah. Tapi Bisa !! Hey, lihat teman-temanku sedang asyik berpose di depan kamera. dan saya memilih untuk duduk di pojok belakang ruangan ini. Menulis, Mengamati mereka.                                                            _Ruang Guru Besar UNM_

Jangan Pernah Merasa Asing di Rumahmu Sendiri

Gambar
Setiap orang akan nyaman di rumahnya sendiri, rumah itu menjadi tempat pulang. Tempat dimana kau bisa melepas penat, atau sekadar meluruskan tulang belakang dari segelumit aktivitas yang kau lakukan.  Itu rumahmu, jangan merasa asing.              Terkadang saya menemukan beberapa orang yang merasa malu berkunjung kerumahnya. Rumah yang seharusnya menjadi tempat pulang. Atau setidaknya tempat singgah untuk menyapa penghuni rumah yang lain. Ada beberapa alasan mengapa seseorang merasa asing dirumahnya sendiri. Pertama, dia jarang ke rumah itu. Kedua, dia merasa tidak akrab dengan penghuni ataupun pengunjung rumah yang lain.   Loh?   Bukankah keakraban bisa dibangun dengan intensitas bertemu?   Bukankah adaptasi bisa dibangun ketika interaksi sering terjadi?   Lantas, alasan apa lagi?   Kupikir ini cukup solusi untuk menjawab alasan-alasan yang membuat kau merasa asing di rumahmu.   Ingat, Itu rumahMu!   Jangan pernah merasa asing dirumahmu sendiri.

Sirine Mobil Putih

Gambar
Sirine mobil putih itu, saya nggak suka! Kau tahu kan pengalaman masa kecilku? Iya, saya pernahmenceritakannya padamu. Apa? kau tidak ingat?? Baiklah saya ceritakan kembali. Tapi kumulai dari pengalamanku tadi pagi dulu yah. Jadi, tadi pagi saat berkendara menuju kampus, saya terganggu oleh sirine mobil putih itu. iya, mobil itu pas berada di samping kananku. dan kau tahu kabar buruknya? jalanan macettttt ! Ahhh. saya benci keadaan seperti itu. saya benci harus berlama-lamaan bersampingan dengan mobil bersirine menakutkan itu. saya telah berusaha mengimbangi ketakutanku. saya memejamkan mata begitu dalam agar bunyi sirinenya hilang dari telinga tapi ternyata tidak bisa. sirinenya masih tetap terdengar . oh my god, I hate this condition, oh iya, tentang cerita masa kecilku dulu, ketika saya masih berumur sekitar 5 tahun, saat ayah saya masuk rumah sakit selama beberapa hari, dan saat itu pula saya tidak pernah suka dengan mobil putih bersirine itu. kau tahu? perna

Surat

Gambar
Entah harus kumulai surat ini dari mana. Ini surat pertama yang kubuat setelah beberapa pucuk surat yang kau kirimkan. Oiya, soal pertanyaan-pertanyaanmu itu, masih ada yang belum bisa ku jawab. Belum waktunya, mungkin. Saya selalu membaca dengan seksama setiap petuah atau saran dari surat yang kau kirim. dalam salah satu suratmu, kau pernah mengatakan bahwa setiap apapun yang kita lakukan, harus tetap dengan kehati-hatian. Harus penuh pertimbangan, serta tidak terburu-buru. Iya, kau benar mengenai hal ini. Namun kali ini saya mengindahkan saranmu yang justru pada akhirnya berdampak negatif untukku. Kau tahu? Baru saja tanganku terkena beling akibat piring yang kupecahkan. Sebenarnya ini bukan mutlak salahku. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicunya. Kau tak perlu tahu. Meskipun ku akui saya kurang berhati-hati membawa piring itu, saya terlalu terburu-buru, terlalu kepedean dan lupa kalo sebenarnya selalu ada faktor X yang akan menghambat kerja kita. Piringnya ja

Ayah

Gambar
Katanya hari ini hari ayah yah? Hmm, akhirnya. Saya kira selama ini yang ada itu hari ibu saja. Oh ya, berbicara tentang ayah sebenarnya banyak yang mau ku ceritakan. Kau mau tahu? Ok, dengarkan yah. Ayah saya itu selalu mengajarkanku kesederhanaan, mengingatkan untuk saling berbagi dan bersyukur atas apapun yang kumiliki sekarang. Katanya “ sesuatu itu, meskipun sedikit yang penting berkah”. Saya sangat mengagumi sosok beliau, sungguh. Ayahku tidak pernah memberiku boneka, tidak. Dia juga tidak memberiku handpone tercanggih yang lagi ngetrend di zamannya, atau mengajakku ke pusat perbelanjaan terramai yang disenangi kebanyakan orang. Iya, ayahku beda dari ayah-ayah yang lain, yang mengukur tingkat kebahagiaan berdasarkan seberapa banyak barang mewah yang diberikan untuk anaknya. Sayapun tak pernah menuntut hal itu. Bagiku, kasih sayang tulus yang diberikan ayahku selama ini sudah lebih dari cukup untuk membahagiakan hari-hariku. Kau tahu? Orang yang selalu me

Mereka

Hey, saya bahagia, kau tahu? Hmm, dari raut wajahmu nampaknya kau masih bingung. Baiklah saya ceritakan. Jadi, sumber kebahagiaanku itu “Mereka” Iya, “Mereka” orang-orang terdekatku Kamu tahu kan, akhir-akhir ini saya sering murung, diam, tersenyum seadanya, seperti yang selalu kau pertanyakan.    Nah, itu karena saya ada masalah. Tapi tahu nggak? Itu semua nggak pernah bertahan lama. Karena “ Mereka” selalu memberi solusi, menyemangati juga. Pokoknya mereka “The Best” Lah. Makanya dalam setiap doaku ke tuhan, saya selalu menyebut nama mereka. Supaya mereka selalu dilindungi tuhan. Supaya saya tetap bisa bersama mereka. Melihat senyum tulus dari wajah dan suara mereka.