Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Bersama Penalaran

Hey, kemarin lembaga kami tercinta Penalaran Berulang Tahun! Lalu kami berinisiatif menyanyikan sebuah lagu, jadi kami dari angkatan 16 berusaha membuat liriknya. Tadaaaa.. Ini saya rekomendasiku gang, lebih mirip puisi sih... Ku pejamkan mata, terdiam, menghadap timur Nyiur angin menusuk tulang, tertuju pada satu kata Penalaran.... Coba Tanya hatimu kawan... Tanya sekali lagi.. Tidakkah ia tertegun pada kata itu? Meresap-resap, ada bahagia terselip. Ayo Bangun kemandirian, perkecil ketergantungan Loyalis sejati tak pernah mati Bertahan dan bertuhan,   Menggapai asa, bertumbuh kreatif Bersama Penalaran Ayo teriakkan.. Loyalitas tanpa batas 2x Bakar semangat tegakkan optimisme Laskar Nalar calon pemimpin sejati Mari bersama di Penalaran Berbagi tawa belajar meneliti Berbagi kisah belajar berorganisasi Bintang-bintang turut menantang Men

Hal-Hal yang Tidak Ku Sangka

Gambar
Rindu itu seperti mencubit anak kecil yang berpipi tembem, semakin kau cubit  maka akan semakin menggemaskanlah ia.. Kamu mungkin pernah mengalami hal yang membuatmu merasa haru, hingga kau pastikan rindu akan kembali lagi menikammu. Saya pernah sangat merindukan suatu momen ketika kami mengabdi di sebuah desa yang letaknya tinggal sejengkal dari langit, desa dengan beribu bintang, Desa benteng namanya... Bahagi itu sederhana! Ketika kau dapat mengaktualisasikan rindumu dalam bentuk apa yang kau inginkan, akan lebih baik bukan? Rindu yang ku tabung setahun lalu tentang orang-orang desa ini sudah terpecahkan beberapa hari ini. Rasanya senang sekali.  Meskipun mengikuti Follow Up KBIN cuma 2 hari, tapii rasaanya cukup terbayarkan semuanya.  Setiap kegiatan, pasti selalu ada cerita yang paling ingin kau ceritakan bukan? Baik, Kumulai ceritaku dari sini: Jadi, setahun lalu saya pernah mengajar di SD 187 Seatap Bentenge. Saat itu saya mengajar kelas 3 dan kelas 6. Se

Purnama, Hari-Hari yang Spesial, dan Kamu

Gambar
Source: Google "Ku sapa lagi kamu lewat angin sambil menatap dalam purnama yang indah  malam ini..." Berbincang dengan purnama, kau tau? Entah kebiasaan aneh keberapa lagi yang kumiliki itu... Tentang kekaguman-kekaguman semu.. Tentang bahagia-bahagia dibalik kata.. Bukankah hidup bukan hanya sebatas seberapa jauh kau mengatakan apa yang kau rasakan?  " Ku tutup lagi mataku rapat-rapat, menarik napas, lalu tersenyum " Menatap purnama yang menyelimuti malam , bisik-bisik harapan dan hari-hari spesial. Kenapa tak kau melakukan saja hal yang sama?, barangkali kau akan bahagia (juga). "Ini tentang Purnama, Hari-hari spesial, dan kamu"

Bisakah??

"Ku peluk lagi tanganmu erat-erat, agar tak pernah lagi meninggalkan aku, sendiri dalam gelap tanpa gemintang" Gadis itu berkata cukup tegas, lalu perlahan menjatuhkan tetesan-tetesan air dari pelupuk matanya,  terisak karena takut yang menggelora di dalam hatinya, memeluk tangan kakaknya semakin erat "Bolehkah tetap disini?" "menenun senja!!" "Berlari-lari kecil di padang  dandelion" "Makan es cream vanila kesukaanku" "Bisakah?"