Dandelion, tanaman kecil yang berpendar kaku di sela ilalang yang menjulang. Jangan di tanya, tentang dirinya yang tumbuh tersudut dan terinjak oleh kawanan organisme yang hendak melewatinya. Dandelion selalu cemburu kepada ilalang yang dapat tumbuh lebih tinggi dari semak, yang menjadikannya primadona di padang rumput. Yang Lebih mudah ditemui tanpa harus berteriak memberi kode pemanggil untuk menemukannya. Sedangkan dandelion? Mungkin kau harus berteriak lantang dengan perpaduan penglihatan yang sangat tajam untuk menemuinya. Jika mungkin, kaca pembesarlah yang dapat membantumu menemukannya, jika kau beruntung! Tak tahu berapa kali lagi dandelion harus berusaha untuk bertumbuh melampaui ilalang, setidak-tidaknya menjadi tanaman yang setara. Namun ilalang selalu lebih dibanding dandelion. Tak ada dandelion yang mampu tumbuh lebih tinggi dari ilalang. “Ada apa denganmu dandelion? Kenapa kau begitu ingin tumbuh lebih tinggi dari ilalang? Menjadi tanaman berhabitus
Sembilan belas tahun menapaki hidup sebagai seorang manusia. Yah, hari ini usiaku sudah 19 tahun. Usia yang lumayan beralasan untuk tidak bersifat kekanak-kanakan lagi. Usia yang menantang untuk bisa bersikap lebih dewasa, mandiri, dan bertanggung jawab. Usia yang memaksaku untuk dapat membedakan hal baik dan hal buruk y ang mesti dilakukan dan dihindari. Sedikit bercerita, bahwa pada tanggal dan bulan perulangan lahirku yang ke 19 ini, Keluarga, sahabat, kakak, adek serta teman-teman selalu berusaha membuat saya merasa terharu, bahagia juga tentunya. Terbukti saat malam pergantian tanggal ulang tahunku, sahabat-sahabat Remaja masjid yang bekerjasama dengan orang tuaku berhasil mengejutkan saya dengan ulah mereka yang konyol berkumpul di kamar saya untuk memberika surprise tengah malam diiringi dengan se ember air kopi yang membuat saya setres minta ampun malam itu. Namun saya menghargai usaha mereka. Mereka berniat baik mengingat hari lahirku. Di sisi lain, keluarga
“ Lantas aku mengunci perasaanku kembali... ” Kak, akhir-akhir ini banyak sekali hal yang mengganggu pikiranku. Belum ku tuntaskan satu perkara, datang lagi perkara lain. Ahh hidup ini memang penuh dinamika rupanya kak. Beberapa pernyataanmu ku ingat kembali. Kemarin, sepanjang hari saya mengikuti sebuah perjalanan bersama beberapa kakak keren, yang tentuya tak kau kenal satupun dari mereka. Seandainya memungkinkan, pasti akan ku kenalkan satu per satu. Tapi kurasa sudah tidak mungkin. Baiklah, Kami berombongan menuju sebuah tempat yang airnya mengalir deras, di tengah pegunungan, dan banyak batu-batu besar disana kak. Bagiku, tempatnya lumayan indah. Dengan peralatan yang kami bawa, kami menggelar tikar dan membangun tenda di tepi air yang mengalir deras. Ala-ala piknik gituu kak. Sepanjang hari itu, saya merasa beberapa beban terasa lenyap. Oiya kak sebenarnya perjalanan kami lumayan panjang harii itu, mungkin kalo mau dituliskan semua, bisa menjadi satu setengah h
Komentar