A letter to my future daughter...

Dear my future daughter, 

Ibukk gak tahu, akan berapa lama tulisan ini disimpan, hingga akhirnya kau akan membacanya, diwaktu yang tepat.


Perihal laki-laki, 

Akan ada suatu masa dimana kamu akan dilibatkan dalam sebuah hubungan yang melibatkan lawan jenis. Hubungan yang akan mengajarkan mu banyak hal, tentang pahit dan manis, jatuh dan bangun, bahagia dan sedih. 


Saat ibuk menulis ini, percayalah hati ibu sedang tidak baik-baik saja. Tapi ibuk berusaha menuliskan ini, karena disaat ini pula lah ibu bisa menumpahkan segala emosi yang kadang dibungkam oleh diri ibuk sendiri. Ibuk, Yang selalu berusaha terlihat baik-baik saja, padahal hatinya sedang berkecamuk menahan kecewa. 


Ketika kamu sampai di masa yang ibuk maksud, ibu ingin kau tahu: 


Ibu pernah hancur karena terlalu percaya, 

Pernah juga patah karena memilih orang yang salah, ibu pernah terkurung didalam hati seseorang yang ibu selami dengan niat bisa ibu mengerti. 


Ibu pernah berjuang untuk hati yang memperjuangkan orang lain. Ibu pernah tertusuk pecahan hati ibu sendiri ketika sedang berusaha menyusun kepingan-kepingan yang patah. 


Ibu pernah terjatuh berkali-kali karena salah memberikan kesempatan. Ibu pernah ditinggalkan karena menunggu. Ibu juga pernah dihakimi karena melindungi. Dan banyak lagi kejadian-kejadian lainnya. 


Maka dari itu, susatu saat, berhati-hatilah dalam memilih, berhati-hatilah dalam menaruh kepercayaan. Karena sekali kau mengabaikannya, maka akan kau buka peluang-peluang kekecewaan lainnya, yang ibu harap tidak akan pernah kau rasakan. 


Ibu tidak pernah benar-benar merasa baik sampai ibuk akhirnya paham bahwa jawaban dari semua perihal ini adalah self love. Yahh, mencintai diri sendiri. Semakin ibu berjuang untuk menepis kecewa, semakin ibu paham bahwa ibu tidak akan mungkin benar-benar mencintai seseorang sebelum ibu mencintai diri ibu sendiri. Kebahagiaan diri ibu sendiri adalah yang pertama dan diatas segala-galanya. Karena disaat ibu jatuh, I may lost someone, but I found my self. 


Ibuk akhirnya paham bahwa, dalam sebuah hubungan, kedua belah pihak harus terus belajar. Memperbaiki diri, bertumbuh bersama. 


Maka dari itu, sebelum mencintai orang lain, jadi lah versi terbaik untuk dirimu dulu. Karena bagaimana mungkin kau bisa mencintai orang lain padahal kamu tidak mengenal dirimu. Ingatlah bahwa tujuan dari hidup berdampingan adalah untuk selalu sharing happiness, not ask for happiness from your partner. So, be happy first. 


Di bagian surat yang lain ibuk akan menceritakan bagaimana bahagianya ibuk in relationship. Maaf untuk surat pembuka yang sepertinya kurang enak di baca. Tapi percayalah, ibu menulis ini untuk mengajarkan sesuatu, yang mungkin akan kau pahami seiring berjalannya waktu,  suatu hari nanti.


24/1/21

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dandelion, Ilalang, Angin, dan Tuan Matahari

Sembilan Belas Tahun

Perkenalan