Lantas Aku Mengunci Perasaanku Kembali



Lantas aku mengunci perasaanku kembali...

Kak, akhir-akhir ini banyak sekali hal yang mengganggu pikiranku. Belum ku tuntaskan satu perkara, datang lagi perkara lain. Ahh hidup ini memang penuh dinamika rupanya kak. Beberapa pernyataanmu ku ingat kembali.

Kemarin, sepanjang hari saya mengikuti sebuah perjalanan bersama beberapa kakak keren, yang tentuya tak kau kenal satupun dari mereka. Seandainya memungkinkan, pasti akan ku kenalkan satu per satu. Tapi kurasa sudah tidak mungkin. Baiklah,  Kami berombongan menuju sebuah tempat yang airnya mengalir deras, di tengah pegunungan, dan banyak batu-batu besar disana kak. Bagiku, tempatnya lumayan indah. Dengan peralatan yang kami bawa, kami menggelar tikar dan membangun tenda di tepi air yang mengalir deras. Ala-ala piknik gituu kak. Sepanjang hari itu, saya merasa beberapa beban terasa lenyap.

Oiya kak sebenarnya perjalanan kami lumayan panjang harii itu, mungkin kalo mau dituliskan semua, bisa menjadi satu setengah halaman. Tapii kak, saya bingung sendiri melanjutkan paragraf diatas. Sepertinya saya latah kehabisan kata. Menulis sekarang kenapa menjadi sulit sekali yah? Tulisan terakhirku tentang “Tepat Setahun” ku tuliskan 2 bulan yang lalu. Menyulam kata menjadi terasa sulit sekarang.

Di potongan cerita yang lain di waktu yang berbeda, seseorang terlalu baik kepadaku kak. Saya bahkan tidak mengerti kenapa dia selalu ada tanpa pernah ku duga. Tapii ahh, untuk cerita ini belum mau ku jabarkan secara detail. Sebab, untuk saat ini saya memutuskan untuk ...
Untukkk mengunci perasaanku (kembali).

Pasalnya kak, 
Sebulan setelah ku tulis Cerita terakhir "Tepat Setahun" untukmu,
Seseorang mengobrak-abrik hatiku.

Kak, Ternyata...
Ternyata hati bisa patah dan menyisakan luka. . .

Benar katamu!
Berlebihan itu kurang baik, sebab bisa-bisa menghasilkan ledakan yang hebat. Beberapa saat saya berfikir lagi..
“Perkara Jatuh Cinta adalah perkara yang paling sulit dipahami”

Lalu, Aku mengunci Perasaanku kembali kak ...








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dandelion, Ilalang, Angin, dan Tuan Matahari

Sembilan Belas Tahun

Perkenalan