Telah Kuputuskan untuk Mengadu Kepada Langit

Telah ku putuskan untuk mengadu kepada langit, membiarkan derai mengalir bersama rintik Juni bulan lalu. Merahasiakan rindu dari hati yang ku tutup rapat-rapat. Pada saatnya nanti kau akan tau. Kebiasaanku menatap langit pagi di sela jendela, mengingat-ingat sambil tersenyum kecil-kecil hingga mentari kembali mengusap pelan mataku, lalu menguapkan ingatan-ingatan yang sedari pagi berusaha ku susun di labirin otakku. Selalu kupercaya rencana Tuhan, Pada akhirnya nanti.. Itulah yang terbaik...

Telah kuputuskan untuk mengadu kepada langit, membiarkan sang mentari turun pelan-pelan. Pada saatnya nanti kau akan tau. Kebiasaanku  menunggu senja yang menjingga, merasakan damai dari teduh suasananya...

Telah kuputuskan untuk mengadu kepada langit, membiarkan angin malam menusuk hingga ke tulang. Pada saatnya nanti kau akan tau. Kebiasaanku memandang bintang yang  telah setia menngantung di langit, maka saat itu pula  ku bergumam dalam hati seakan bintang dapat mendengar keluhanku...

Telah kuputuskan untuk mengadu kepada langit, membiarkan subuh menjernihkan pikiranku. Pada saatnya nanti kau akan tau. Kebiasaanku menuliskan surat-surat pada subuh yang jernih, untukmu yang teduh hatinya...

Komentar

Unknown mengatakan…
mengadu ke saya meki kak. bagus padeng blogta juga.. tapi tidak pernahki shareki ke fb bela
dhyra nadirah mengatakan…
ehm "yg teduh hatinya" :P
simple word mengatakan…
Hahaha, Apa tonggg.. :p

Postingan populer dari blog ini

Dandelion, Ilalang, Angin, dan Tuan Matahari

Sembilan Belas Tahun

Lantas Aku Mengunci Perasaanku Kembali