Memo untuk Tukang Ladang

Koleksi Pribadi
Praktikum anatomi tumbuhan diadakan setiap hari kamis. Sehari  Sebelum praktikum selalu diadakan asistensi dan responsi untuk praktikan. Pada asistensi ini, kami dibimbing mengenai praaktikum yang akan dilkukan esok hari sekaligus juga di beritahukan tentang bahan praktikum yang harus dibawa. Nah kebetulan pada praktikum kali ini agak menyimpang dari buku penuntun. pada buku penuntun hanya ada 2 bahan yang harus dibawa, namun kakak asisten menambahkannya menjadi 6.Yah, tantanmgan yang berat untuk kami semua untuk berpencar mencari bahan yang akan dibawa pada keesokan harinya. biasanya yang bertugas mencari bahan praktikum adalah para cowok-cowok gagah dikelas (Ngakunya :-p ). namun kali ini sudah pukul 22.00 alias pukul 10 malam, pak ketua tingkat tiba-tiba nelfon dan mengatakan bahwa mereka tidak menemukan daun vanilla dan daun jagung....
Kebayang jika kami tak membawa semua bahan yang akan dipraktikumkan maka asisten lab akan ngoceh dan meminus nilai kami. Makanya aku berfikir bahwa aku harus menemukan bahan tersebut bagaimanapun caranya. nah pagi harinya, tepatnya hari kamis, aku langsung bergegas ke rumah yus untuk menanyakan tentang tanaman vanilla yang beberapa hari lalu di tanam oleh ibunya,. Yah, di tanaman vanilla itu tersisa 3 helai daun dan kami memetiknya semua (Tanaman jadi gundul) tapi tak apalah, ini demi kelancaran praktikum dan keselamatan kami dari asisten yang sering ngomel-ngomel. Satu bahan ditemukan (vanilla).
Nah, sekarang kami tinggal mencari daun jagung, namun celakanya kami tak pernah melihat tanaman jagung di sekitar rumah kami, secara bukan musimnya.
Kami berfikir sejenak dan Jreeeengg tiba-tiba yus mengatakan bahwa dia pernah melihat tanaman jagung di daerah Hertasning. Hertasning ini cukup jauh dari rumah, namun tak apalah yang jelas kami mendapatkan bahan praktikumnya.
Sesampainya di sana, memang benar ada ladang jagung, huhh lega,
Namun masalah baru muncul, yaitu ladangnya dikelilingi pagar dan tak ada satupun manusia dalam ladang tersebut.... hal ini memicu Otak kami untuk mencari solusi. solusi pertama yaitu memanjat pagar, namun kami kan cewek gitu dan tidak memungkinkan memanjat pagar dengan mengenakan rok (ladangya bera da di pinggir jalan lagi).
nah terpaksa kami mendekat ke arah pintu masuk ladang yang tertutup rapat dan untungnya pintu ladang hanya di ikat dengan tali.
Pikiran ngeresss kami muncul dan berinisiatif untuk membuka ladang tersebut namun kami merasa tidak enak karena itu bukan ladang kami. Pemilik ladangnya pun kami nggak tau (hehehhe) akhirnya kamiu menemukan solusi baru yaitu menulis memo untuk pemilik ladang dan kami masuk ke ladang memetik beberapa helai daun jagung... adapun memo yang kami buat kami tempel di pintu masuk ladang..
Isi memonya yaitu:
"PAK, MASUKA TADI DI LADANGTA AMBIL DAUN JAGUNG TAPI TIDAK ADA ORANG. MAKASIH PAK" hahahaha... Gokil experience... :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Belum Mengerti

Kenapa kita harus bersyukur

"Happy Birthday, My Beloved Brother"