Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Biar Hati dan Janji Kita Tidak Mati

Untuk cerita-cerita yang tak sempat ku perdengarkan, biar ku sampaikan disini....  Waktu ku pikirkan perkara rindunya aku dengan hangatnya persahabatan kami, dulu sekali. Entah, Sepanjang jalan pulang tadi, hati dan pikiranku hanya sibuk sendiri mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku. Pikiranku sibuk dengan penafsirannya sendiri. Lalu, aku tiba-tiba disadarkan dengan guncangan ringan yang rupanya seseorang menabrak kendaraanku dari belakang. Aku tidak menghiraukannya, lalu ku pacu lagi kendaraanku cepat-cepat. “Aku mungkin sangat rindu saat-saat dimana kami tertawa bersama, makan bersama, bahkan pernah menangis bersama, dulu sekali” Aku akan sangat senang sekali melihat mereka datang kembali kerumah kami seperti dulu. Tanpa tujuan khusus, cukup datang seperti dulu, meski hanya datang menukar cemberut menjadi tawa karena cerita-cerita polos kami, saat semuanya masih baik-baik saja. Aku akan sangat senang sekali menerima pesan singkat dari mereka yang bahk...

Kenapa Tak Kau Tanyakan?

Kenapa tak kau tanyakan? Perihal hatinya.. Tentang sisa-sisa harapan yang berusaha  ia pungut kembali... Satu persatu... Dia bilang lagi, Hatinya pernah kuat sekali.... Kenapa Tak kau tanyakan? Perihal tawanya.. Tentang bahagia-bahagia dibalik kata, Kenapa tak kau tanyakan? Perihal senyumnya.. Tentang kedamaian di teduh wajahnya.. Kenapa tak kau tanyakan ? Hingga kau akhirnya berbalik, berlalu tanpa sebutir katapun.. 

Kata Apa?

Kata apa yang bisa mewakilinya? Saat jantung yang berdetak di tubuhmu tiba-tiba berdenyut sangat hebat.. Lalu kau bilang lagi “Hatimu terkena virus merah jambu” kemudian tersenyum sangat teduh. Kau bilang kemudian,  kau serasa bisa menghirup oksigen dengan sangat bebas, senang sekali. Kak, aku senang sekali melihatmu bersikap sebahagia ini.. Bukankah bahagiamu adalah bahagiaku juga? Lalu, tentang tawa-tawa yang tercipta, yang bisa mewakilinya, Kata Apa??