Surat
Entah harus kumulai
surat ini dari mana. Ini surat pertama yang kubuat setelah beberapa pucuk surat
yang kau kirimkan. Oiya, soal pertanyaan-pertanyaanmu itu, masih ada yang belum
bisa ku jawab. Belum waktunya, mungkin.
Saya selalu membaca
dengan seksama setiap petuah atau saran dari surat yang kau kirim.
dalam salah satu suratmu, kau pernah mengatakan bahwa setiap apapun yang kita lakukan, harus tetap dengan kehati-hatian. Harus penuh pertimbangan, serta tidak terburu-buru.
dalam salah satu suratmu, kau pernah mengatakan bahwa setiap apapun yang kita lakukan, harus tetap dengan kehati-hatian. Harus penuh pertimbangan, serta tidak terburu-buru.
Iya, kau benar mengenai
hal ini. Namun kali ini saya mengindahkan saranmu yang justru pada akhirnya
berdampak negatif untukku. Kau tahu? Baru saja tanganku terkena beling akibat
piring yang kupecahkan. Sebenarnya ini bukan mutlak salahku. Ada beberapa
faktor yang menjadi pemicunya. Kau tak perlu tahu.
Meskipun ku akui saya
kurang berhati-hati membawa piring itu, saya terlalu terburu-buru, terlalu
kepedean dan lupa kalo sebenarnya selalu ada faktor X yang akan menghambat
kerja kita. Piringnya jatuh dari genggamanku. Pecah, dan kepingan belingnya
menyebar ke lantai. Sontak saat saya membereskannya, tanganku tertusuk
belingnya. Perih lukanya. Namun tenang, saya tak akan mengeluh terlalu sering,
seperti pesanmu pada surat yang lalu. Katamu “ Keluhan hanya akan menambah rasa
sakit”. Iya, kita sepaham soal ini.
Soal pesanmu yang
menyuruhku berhati-hati berlaku juga untuk masalah hati, kan?
Kamu bilang “Manusia
punya hati Cuma satu, makanya untuk orang yang akan kau titipkan hatimu, harus
betul-betul yang bisa menjaganya”.
Dalam hal ini kau menyarankanku
untuk tidak mudah jatuh cinta sama orang. Ya, meskipun realitanya cinta itu tak
bisa ditebak. Bisa muncul kapan dan dimana saja.
Saya pernah mengalami
gejala jatuh cinta, kau tahu?. Sensasinya lumayan menantang. Kau tahu kan
bagaimana kondisi tubuh ketika seseorang jatuh cinta?
Iya, saat kita jatuh
cinta, kerja fisiologi tubuh akan meningkat beberapa kali lipat dari biasanya.
Jantung yang tiba-tiba berdegup kencang, hormon adrenalin yang bereaksi lebih
cepat, serta aliran darah yang mengalir seakan 2 kali lebih cepat dari
biasanya.
Kau juga pernah
bercerita bahawa dalam cinta itu, bahagia tak selamanya muncul. Ada istilah
lain yang mengikutinya yaitu “Kecewa”.
Kecewa itu ketika
harapan tidak sesuai kenyataan. Dalam kamus percintaan, kecewa biasanya
berfolarisasi menjadi “Nyessek”, iya kan?
Kamu juga pernah
memberi saran untukku. Kamu bilang, “ kalo kamu nyessek, tarik napas yang dalam
kemudian hembuskan. Biarkan oksigen berdifusi ke dadamu. Lakukan itu beberapa
kali kemudian teguk air putih” . Saranmu ini baru saja ku contohkan. Terrnyata
benar, sekarang saya lebih tenang..
Komentar