Postingan

Surat Terakhir

R ey, ini surat terakhir. Setelah ku selami beberapa hal,saat kutulis ini,  rupanya saya telah benar-benar bisa melupakanmu. Beberapa orang terdekatku  saat ini telah menyadarkan banyak hal. Termasuk cara berhenti menyayangimu. Kau tahu, setelah kau, banyak sekali yang datang, meski belum pernah ku temukan yang seperti kau dulu. Penuh kejutan dan selalu tahu cara menyikapi sikapku yang kadang kekanak-kanakan, romantic, dan ahh banyak sekali hal lainnya.Oiya, saya harus menghapus semua rekamnmu di HP saya, itu lebih baik.   Dan...  Dan satu hal yang mau saya tekankan sekali lagi disini adalah… saya Berhasil menyimpanmu di nama ke sekian di daftar prioritasku. Jadi, kau sebenarnya tidak benar-benar lenyap. Hanya saja, saya harus tahu kapan harus berhenti. Dan sekarang adalah waktu yang paling tepat. Terimakasih atas semuanya, mari menjadi teman seperti dulu.. waktu pertama kali kita bertemu, 13 tahun yang lalu. Semoga kamu baik-baik saja. Saya bahagia sekarang....

Menanti Celengan Harapan

Menghitung mundur... Rey, besok sudah Desember, itu artinya: beberapa hari lagi menuju penghujung tahun.  KITA atau mungkin AKU (saja) akan segera membuka harapan-harapan yang telah dituliskan pada kertas lusuh dan disimpan rapat-rapat dalam celengan harapan 1 januari lalu. Barangkali ada harapan yang terwujud, adapula harapan yang masih menunggu, atau mungkin ada harapan yang pupus sama sekali. Entahlah. Doaku: Semoga hari-hari di akhir tahunmu menyenangkan.

Kau Harusnya Seperti Hujan Saja

Semakin ku coba melupa, semakin kuingat (dengan) jelas. Rey, rupanya kau belum benar-benar hilang dikelapaku. Bahwa: lebih mudah bagiku mengerjakan soal dengan kerumitan bertingkat-tingkat daripada harus menghapusmu. Mauku: Kau harusnya seperti hujan saja. Mengendap menjadi awan- Terguyur - Menguap - lalu Hilang. Rupanya tidak semudah itu. Saya harus berusaha lebih keras lagi...

Pada Suatu Waktu yang Belum Kita Ketahui

Rey, setelah bertualang jauh sekali, kudapati diriku menyerah atasmu. Selamat bersibuk-sibuk, Sampai jumpa di lain waktu, Semoga kamu baik-baik saja.  Aku mengenalmu sudah lama sekali, lalu karena beberapa sebab dan tuntutan, kita terpisah jarak. Aku sibuk dengan urusanku, begitupun kau. Pada akhirnya kita saling melupakan. namun waktu rupanya berbaik hati. Ia mempertemukan kita lewat hal-hal yang tidak tertebak, tidak kita sengaja  sama sekali. Darinya itu kupahami, banyak hal yang telah berubah, termasuk hobbi, sikap serta caramu memandang sesuatu. saya cukup terinspirasi pada hatimu. Kau tegar sekali.  itu yang ku tau. . .  Kita bertemu sebentar, lalu berpisah dan berjanji pada suatu waktu yang belum kita ketahui...    

Perkenalan

Assalamualaikum Wr. Wb.  Sebut Saja dia Rey! Ku panggil dia Rey di dalam beberapa rangkai kalimat-kalimat yang akan datang. Sekian.  Selamat membaca tulisan-tulisan abstrak. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jangan Tutup Dirimu

Sebut saja purnama malam kemarin sebagai pertanda bangkit, pada sesak-sesak, pada pahit-pahit yang sempat tergantung di tenggorokan. Kamu siap bukan? Cahaya bulan biarkan mendamaikan, menenangkan seperti kau terlahir kembali. Sampai habis lelah-lelah, sampai percaya-percaya utuh kembali Kamu (kan) tidak pernah sendiri... Jangan Tutup Dirimu (Lagi) yah...

Kamu (Kan) harus selalu Bahagia

Sudah berapa cerita yang tercurah? Curhatan konyol tidak penting yang tetap saja kau dengari? Sudah  berapa lelah yang ku adukan (Kepadamu)? Dan kau masih saja menjadi pendengar yang paling baik. Ahh, kau sungguh baik sekali (Kepadaku) kak. Maka, di setiap waktu yang kau jalani,  Semoga damai yang kau rasakan,  Kamu (kan) harus selalu bahagia....