Lelaki yang Menunggu di persimpangan ituu....
Seseorang telah mengkhawatirkanku dengan terlalu.!
Sudah menjadi kebiasaanku yang (mungkin) buruk, selalu pulang
kerumah pada malam hari. Sebab, beberapa hari terakhir ini aktivitas dan agenda
kegiatan menjadi sangat padat. Mulai dari rapat panitia, rapat pengurus, rapat
pimpinan, hingga rapat pengambilan keputusan. Semuanya butuh diselesaikan dengan
batas waktu yang telah ditentukan.
Malam ini, sebelum pengumuman hasil seleksi berkas, sudah
menjadi keharusan untuk mengadakan rapat pengambilan keputusan antara panitia
pengarah dan pengurus (inti). Rapat yang awalnya di agendakan pukul 19.00, baru
dimulai pada pukul 21.46 karena ternyata pihak panitia pengarah masih
mengadakan rapat internal terkait apa yang akan kami bahas nantinya. Seperti
kasus-kasus sebelumnya, tentunya saya sudah gelisa dengan malam yang semakin
larut dan waktu yang terus berputar. Memikirkan rumahlah, perjalanan pulanglah,
serta yang paling ku khawatirkan adalah orang tua, khususnya bapak. Hingga
pukul 22.30, pembicaraan kami semakin alot, sebab beberapa dari anggota forum
mempertimbangkan ulang apa yang telah ditawarkan. Melihat kondisi ini, saya
memutuskan untuk menelpon ke rumah, memberi kabar.
Sesaat setelah ada yang mengangkat nomor yang saya hubungi,
langsung terdengar suara bising kendaraan. Seorang lelaki.
“Ternyata lelaki itu sedang berada di pinggir jalan, di persimpangan! Menunggu
seseorang untuk pulang dengan aman”
Saat kutanyai tujuannya menunggu, dia hanya bilang:
“Kau pasti takut pulang, makanya ku tunggu disini, jalanan sekarang
kurang aman. Apalagi sudah larut”
Haru!
Tanpa sadar, ternyata
mata saya berkaca-kaca. Namun, karena tidak mau ketahuan, segera mungkin
kualihkan pembicaraan dengan mengatakan bahwa saya masih ada pekerjaan yang
harus selesai malam ini (dengan nada yang berusaha meyakinkan). Dan akhirnya di
izinkan menginap saja. Lelaki itu, menghentikan untuk menunggu setelah ku
kabari.
Menutup telepon bukan berarti saya sudah melupakan
pembicaraan. Justru kepikiran itu terus.
“seorang lelaki lagi-lagi mencuri fokusku, yang cintanya
begitu banyak kepadaku,
Lelaki yang rela menunggu
berjam-jam tanpa kesal. Berdiri di pinggir jalan memelototi kendaraan yang
berlalu, satu persatu. Menungguku pulang dengan aman”
Lelaki yang sangat ku kasihi.
Lelaki yang menunggu
di persimpanga itu, Bapakku !
Komentar