Postingan

Bersama Penalaran

Hey, kemarin lembaga kami tercinta Penalaran Berulang Tahun! Lalu kami berinisiatif menyanyikan sebuah lagu, jadi kami dari angkatan 16 berusaha membuat liriknya. Tadaaaa.. Ini saya rekomendasiku gang, lebih mirip puisi sih... Ku pejamkan mata, terdiam, menghadap timur Nyiur angin menusuk tulang, tertuju pada satu kata Penalaran.... Coba Tanya hatimu kawan... Tanya sekali lagi.. Tidakkah ia tertegun pada kata itu? Meresap-resap, ada bahagia terselip. Ayo Bangun kemandirian, perkecil ketergantungan Loyalis sejati tak pernah mati Bertahan dan bertuhan,   Menggapai asa, bertumbuh kreatif Bersama Penalaran Ayo teriakkan.. Loyalitas tanpa batas 2x Bakar semangat tegakkan optimisme Laskar Nalar calon pemimpin sejati Mari bersama di Penalaran Berbagi tawa belajar meneliti Berbagi kisah belajar berorganisasi Bintang-bintang turut menantang ...

Hal-Hal yang Tidak Ku Sangka

Gambar
Rindu itu seperti mencubit anak kecil yang berpipi tembem, semakin kau cubit  maka akan semakin menggemaskanlah ia.. Kamu mungkin pernah mengalami hal yang membuatmu merasa haru, hingga kau pastikan rindu akan kembali lagi menikammu. Saya pernah sangat merindukan suatu momen ketika kami mengabdi di sebuah desa yang letaknya tinggal sejengkal dari langit, desa dengan beribu bintang, Desa benteng namanya... Bahagi itu sederhana! Ketika kau dapat mengaktualisasikan rindumu dalam bentuk apa yang kau inginkan, akan lebih baik bukan? Rindu yang ku tabung setahun lalu tentang orang-orang desa ini sudah terpecahkan beberapa hari ini. Rasanya senang sekali.  Meskipun mengikuti Follow Up KBIN cuma 2 hari, tapii rasaanya cukup terbayarkan semuanya.  Setiap kegiatan, pasti selalu ada cerita yang paling ingin kau ceritakan bukan? Baik, Kumulai ceritaku dari sini: Jadi, setahun lalu saya pernah mengajar di SD 187 Seatap Bentenge. Saat itu saya mengajar kelas 3 d...

Purnama, Hari-Hari yang Spesial, dan Kamu

Gambar
Source: Google "Ku sapa lagi kamu lewat angin sambil menatap dalam purnama yang indah  malam ini..." Berbincang dengan purnama, kau tau? Entah kebiasaan aneh keberapa lagi yang kumiliki itu... Tentang kekaguman-kekaguman semu.. Tentang bahagia-bahagia dibalik kata.. Bukankah hidup bukan hanya sebatas seberapa jauh kau mengatakan apa yang kau rasakan?  " Ku tutup lagi mataku rapat-rapat, menarik napas, lalu tersenyum " Menatap purnama yang menyelimuti malam , bisik-bisik harapan dan hari-hari spesial. Kenapa tak kau melakukan saja hal yang sama?, barangkali kau akan bahagia (juga). "Ini tentang Purnama, Hari-hari spesial, dan kamu"

Bisakah??

"Ku peluk lagi tanganmu erat-erat, agar tak pernah lagi meninggalkan aku, sendiri dalam gelap tanpa gemintang" Gadis itu berkata cukup tegas, lalu perlahan menjatuhkan tetesan-tetesan air dari pelupuk matanya,  terisak karena takut yang menggelora di dalam hatinya, memeluk tangan kakaknya semakin erat "Bolehkah tetap disini?" "menenun senja!!" "Berlari-lari kecil di padang  dandelion" "Makan es cream vanila kesukaanku" "Bisakah?"

Biar Hati dan Janji Kita Tidak Mati

Untuk cerita-cerita yang tak sempat ku perdengarkan, biar ku sampaikan disini....  Waktu ku pikirkan perkara rindunya aku dengan hangatnya persahabatan kami, dulu sekali. Entah, Sepanjang jalan pulang tadi, hati dan pikiranku hanya sibuk sendiri mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku. Pikiranku sibuk dengan penafsirannya sendiri. Lalu, aku tiba-tiba disadarkan dengan guncangan ringan yang rupanya seseorang menabrak kendaraanku dari belakang. Aku tidak menghiraukannya, lalu ku pacu lagi kendaraanku cepat-cepat. “Aku mungkin sangat rindu saat-saat dimana kami tertawa bersama, makan bersama, bahkan pernah menangis bersama, dulu sekali” Aku akan sangat senang sekali melihat mereka datang kembali kerumah kami seperti dulu. Tanpa tujuan khusus, cukup datang seperti dulu, meski hanya datang menukar cemberut menjadi tawa karena cerita-cerita polos kami, saat semuanya masih baik-baik saja. Aku akan sangat senang sekali menerima pesan singkat dari mereka yang bahk...

Kenapa Tak Kau Tanyakan?

Kenapa tak kau tanyakan? Perihal hatinya.. Tentang sisa-sisa harapan yang berusaha  ia pungut kembali... Satu persatu... Dia bilang lagi, Hatinya pernah kuat sekali.... Kenapa Tak kau tanyakan? Perihal tawanya.. Tentang bahagia-bahagia dibalik kata, Kenapa tak kau tanyakan? Perihal senyumnya.. Tentang kedamaian di teduh wajahnya.. Kenapa tak kau tanyakan ? Hingga kau akhirnya berbalik, berlalu tanpa sebutir katapun.. 

Kata Apa?

Kata apa yang bisa mewakilinya? Saat jantung yang berdetak di tubuhmu tiba-tiba berdenyut sangat hebat.. Lalu kau bilang lagi “Hatimu terkena virus merah jambu” kemudian tersenyum sangat teduh. Kau bilang kemudian,  kau serasa bisa menghirup oksigen dengan sangat bebas, senang sekali. Kak, aku senang sekali melihatmu bersikap sebahagia ini.. Bukankah bahagiamu adalah bahagiaku juga? Lalu, tentang tawa-tawa yang tercipta, yang bisa mewakilinya, Kata Apa??