Postingan

Kenapa Tak Kau Tanyakan?

Kenapa tak kau tanyakan? Perihal hatinya.. Tentang sisa-sisa harapan yang berusaha  ia pungut kembali... Satu persatu... Dia bilang lagi, Hatinya pernah kuat sekali.... Kenapa Tak kau tanyakan? Perihal tawanya.. Tentang bahagia-bahagia dibalik kata, Kenapa tak kau tanyakan? Perihal senyumnya.. Tentang kedamaian di teduh wajahnya.. Kenapa tak kau tanyakan ? Hingga kau akhirnya berbalik, berlalu tanpa sebutir katapun.. 

Kata Apa?

Kata apa yang bisa mewakilinya? Saat jantung yang berdetak di tubuhmu tiba-tiba berdenyut sangat hebat.. Lalu kau bilang lagi “Hatimu terkena virus merah jambu” kemudian tersenyum sangat teduh. Kau bilang kemudian,  kau serasa bisa menghirup oksigen dengan sangat bebas, senang sekali. Kak, aku senang sekali melihatmu bersikap sebahagia ini.. Bukankah bahagiamu adalah bahagiaku juga? Lalu, tentang tawa-tawa yang tercipta, yang bisa mewakilinya, Kata Apa??

Telah Kuputuskan untuk Mengadu Kepada Langit

Gambar
Telah ku putuskan untuk mengadu kepada langit, membiarkan derai mengalir bersama rintik Juni bulan lalu. Merahasiakan rindu dari hati yang ku tutup rapat-rapat. Pada saatnya nanti kau akan tau. Kebiasaanku menatap langit pagi di sela jendela, mengingat-ingat sambil tersenyum kecil-kecil hingga menta ri kembali mengusap pelan mataku, lalu menguapkan ingatan-ingatan yang sedari pagi berusaha ku susun di labirin otakku. Selalu kupercaya rencana Tuhan, Pada akhirnya  nanti.. Itulah yang terbaik... Telah kuputuskan untuk mengadu kepada langit, membiarkan sang mentari turun pelan-pelan. Pada saatnya nanti kau akan tau. Kebiasaanku  menunggu senja yang menjingga, merasakan damai dari teduh suasananya... Telah kuputuskan untuk mengadu kepada langit, membiarkan angin malam menusuk hingga ke tulang. Pada saatnya nanti kau akan tau. Kebiasaanku memandang bintang yang  telah setia menngantung di langit, maka saat itu pula  ku bergumam dalam hati seakan bintang dapat men...

Kenapa Harus?

Kenapa harus kata jadi beku dihadapmu? Kalau-kalau seperti itu, apalah jadinya jika kita tak sengaja terjebak dalam satu ruangan yang sama? Ahh, untuk imaji-imaji yang tak jelas ini biar kusimpan dalam hati. Biar kusembunyikan rapat-rapat. Kuhapus satu-satu secara perlahan... Kak, Perkara jatuh cinta.. Apa memang serumit itu?? Seperti kopi yang dipaksa manis tanpa gula sebutirpun... Kak, Jatuh Cinta.. Kenapa Harus?? 

Kuresapi, Hingga Senja Membias Jingga

Kusuka suratmu pada bagian ini "Terimakasih telah Menjadi Adik yang Manis". Kau tahu? Kubaca itu hingga berkali-kali sambil menarik kedua ujung bibirku kesamping secara bersamaan, Tersenyum...  Mungkin kau akan berpikir bagaimana bahagiaku saat kubaca surat-suratmu, padahal mungkin  itu hanya alegori yang bisa saja dituliskan semua orang bukan? Terlepas dari itu, saya tetap senang membaca setiap kata yang kau tuangkan pada sisi-sisi penamu, yang telah kau jadikan bagian dari hidupmu.. Nampaknya surat-suratmu punya semacam medan magnet yang membuatku tak henti-hentinya membaca, seperti aku kecanduan dengan kata dalam setiap tulisanmu.. Diksimu terlalu indah untuk sekadar kata yang datar.. Sekali lagi,  Ku suka permainan kata dalam tulisanmu, Ku resapi ia hingga senja membias jingga...

Dan Aku..

Gambar
Seperti kau, akupun selalu berharap semua kata menjadi nyata Seperti kau, aku akan selalu tersenyum menanti senja, menyaksikan surya terbenam di ufuk barat.. Seperti kau, aku mau seperti sabuk Orion, sebagai rasi bintang tercerah .. Seperti kau, aku akan selalu mengagumi langit, menikmati cakrawala hingga tak satupun berani mengeluhkan kuasa tuhan.. Seperti kau, aku juga selalu ingin  dekat dengan tuhan kita, Agar kita menjadi hamba-hamba kesayangan. Seperti kau, terlalu banyak kata yang ingin ku deskripsikan tentang kau sebagai cerminan dariku untuk kau.. Kau, Seharusnya Kau tak perlu khawatir Karena Kau,  Karena Kau adalah objek yang hanya tuhanku yang tahu... Dan Aku,.. Aku akan selalu seperti Kau Kau, Ku Suka Senyummu yang simpul di waktu apapun...

Lotus

Gambar
Ayah Ibu, ku yakin percayamu melebihi tanaman lotus yang kupetik sore tadi   ....