Postingan

Thanks a lot

Gambar
Hey Ef, makasih yah atas saran dan masukannya selama ini.   Kamu tahu kan, adekmu ini tidak PD dan orangnya kaku.   Jadi, ucap terimakasihnya di tulisan ini aja yah.   Saya nggak mau lebay, tapi jujur kamu sudah bantu saya banyak banget.   Saya nggak tahu kenapa saya bisa berbicara begitu lepas di telingamu.   Kamu jangan bosan yah dengar curhatan-curhatanku.   Saya itu orangnya tertutup, pemalu juga.   Jadi, saya ceritanya ke orang-orang terpercaya saja, kayak Ef.   Thanks a lot.   Ehhh satu lagi, Tulisan ini jangan ditertawai yah. Adekmu ini masih belajar menulis. Tidak seperti kamu yang tulisannya sudah keren-keren... ^^

Rumah Nalar

Hey, saya punya cerita. Ini tentang sebuah rumah. Rumah yang cukup sederhana,           Rumah yang tak begitu luas, Rumah yang fasilitasnya terbatas,       Rumah ini rumah kami.           Iya, rumah kecil untuk keluarga besar.            “Rumah Nalar” Namanya.       Entah apa yang spesial dari rumah ini. Itu yang selalu menjadi pertanyaanku! Entah mengapa rumah ini menjadi rumah terhangat dari sekian banyaknya rumah yang pernah ku kunjungi. Entah apa yang ada dalam rumah ini hingga langkahku selalu diringankan untuk berkunjung Entah apa yang membuat rumah ini selalu ku rindukan. Entah... Apa mungkin tanpa aku sadari, aku telah menaruh hati di rumah ini? Ahh, entahlah.. Biar ku simpan pertanyaan-...

Malu-Malu

Kau Bisu Diam tanpa kata Datar tanpa nada Menatap tanpa arah Menunduk Masih tak angkat bicara Kau tertutup Tak bisa ditebak Hipotalamusmu tak bekerja baik, mungkin Atau akson di sarafmu terlalu lambat Atau mungkin Sumsum lanjutan di tubuhmu tak lagi mampu menciptakan gerakan refleks? Seharusnya kau bisa lebih peka Layaknya Mimosa pudica Harusnya kau bisa lebih percaya diri Seperti Mirabilis jalapa Ahh, ternyata kau masih sama Masih dengan watakmu yang kadang menjengkelkan Gadis kecil yang “Malu-Malu”

Ayunan Rumah Nalar

Di sebuah tempat          Tempat yang sederhana Tempat yang menyuguhkan ketenangan Tempat mengadu penat Tempat bersandar Tempat favorit untuk menulis Menulis secuil kisah yang terjadi Merekam memori yang terbesit Di depan sebuah rumah kecil Di bawah pohon mangga Yah, Ayunan Rumah Nalar

Lenyap Senja

Senja baru saja berlalu Matahari terbenam malu Alunan suara adzan menyatu Bulan mulai tersipu Satu persatu lampu rumah menyilau Bintang malam mulai berkilau Menyapa hati yang rindu Berbisik hingga kalbu